Desa Wisata Poncokusumo

Sejarah Poncokusumo

Poncokusumo merupakan salah satu desa yang terletak di bawah lereng Gunung Semeru dengan masyarakatnya dari Suku Jawa, Suku Tengger dan Suku Madura. Masyarakat Poncokusumo mayoritas bermata pencarian sebagai petani, dengan hasil panennya berupa buah-buahan dan sayur-sayuran. Poncokusumo sendiri dulu terkenal dengan hasil pertaniannya berupa buah apel, namun sekarang petani apel mulai banyak yang beralih tanaman ke buah jeruk karena lebih mudah perawatannya dengan harga jual yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dibandingkan dengan apel. Selain buah apel dan jeruk, masih banyak buah-buahan yang lain seperti pisang, jambu, anggur, durian, nangka dan masih banyak lainnya. Untuk sayur-sayurannya sendiri juga banyak jenisnya, ada satu jenis sayur yang tidak dapat ditanam di sembarang tempat yaitu selada air (sedaer), di mana tanaman ini tidak terlalu membutuhkan pupuk terlalu banyak melainkan membutuhkan pengairan yang bersih dan banyak jadi itu penyebab tanaman ini tidak dapat ditanam di sembarang tempat.

Mengenai sejarah berdirinya Poncokusumo sendiri terdapat banyak versi. Menurut Khoirul Anam selaku warga Desa Poncokusumo yang mendalami tentang sejarah desa secara turun-temurun beliau berkata:

”Sak jane sejarah Poncokusumo iku akeh versine. Versi pertama iku onok biyen iku ndek tugu apel onok kayu tumbang dicakar kukune harimau, lek jare Wong Poncokusumo panca si cakar kukune simo besok lek rejone jaman dijenengno Poncokusumo. Terus yang kedua onok maneh seng mangatakan bahwa seng domisilin pertama ndek Poncokusumo iku lima orang. Terus onok maneh seng mengatakan ndek Poncokusumo onok lima bunga, yo bunga sungguhan iku. Terus isek onok maneh versine liyane ndek Babat Tengger, jadi cerita seng valid seng mana? Iku isek dorong eroh seng ndi seng bener dan isek durung onok artikel utowo prasasti seng menguatkan.”

Jadi, sampai sekarang masih belum ada cerita yang divalidkan sebagai sejarah berdirinya Poncokusumo. Mulai dari cerita di Desa Poncokusumo dulu ada pohon besar yang dicakar harimau sampai tumbang dan sekarang tempat tumbangnya pohon tersebut telah berdiri sebuah tugu apel. Versi kedua tentang ada lima orang yang berdomisili di Desa Poncokusumo pertama kali. Versi ketiga yang paling sering didengar masyarakat Poncokusumo sendiri yaitu mengenai adanya lima bunga arti dari Poncokusumo, ponco itu lima dan kusumo itu bunga.